Sabtu, 27 September 2008

TUNGGU JUDUL TULISAN SAYA BERIKUTNYA..............

ass
ya.....latihan lah....
mungkin ada yang melirik tulisan saya
ya alhamdulillah.....misal penerbit yang tertarik
...he..he......emang sebagian besar pendapat saya pribadi
yang mencoba lain dengan yang lain dengan pendapat umum
ada beberapa judul yang lagi proses misalnya
1. NEGERI SPANDUK
2. Antara pake sabuk pengaman dan sholat
3. Bahasa Menunjukkan bangsa
4. Ilmu Pohon Pisang
5. Infaq dengan uang Lusuh/sobek???
6. Hilangnya sebuah sandal jepit
7.Titik Ikhlas
8. Otak
9. Pohon yang Menangis
10. Lebih baik jadi Kepala Ayam
11. Sebatas apa usaha Keras itu???
12. Koreksi "Esensi Islam"
13. Beratnya "Iman" terus-menerus
14. Menghadirkan Mekah di rumah kita
15. Antara Ngeden maaf 'eex' dan khusyuknya Sholat
16. Ada apa dengan bulan Romadhon
17. dan lain2.......masih ada 30an lebih judul menyusul
..........
mungkin terbit 1 judul per 1 bulan sekali +.....
wass...

Minggu, 07 September 2008

CHaNge......peRUBah-an

Jepang dak punya Allah swt
Jepang dak punya Muhammad swt
Tapi mengapa kita kalah dengan mereka yang tidak punya keduanya
Ada apa ini…………………………

I. Sekilas Pengantar Posisi Sekarang (1945-2008)
Kita umat Islam ‘jujur’ ketinggalan dalam segala hal apa itu politik, ekonomi, budaya apalagi ilmu pengetahuan. Padahal kita punya Allah swt dan kita punya Muhammad saw. Mengapa hal ini terjadi, tentunya bukan karena Allah-nya atau Muhammad-nya. Hal ini dibuktikan dengan beberapa buku dan ilmu pengetahuan yang mengacu dari wahyu Allah (Al Qur’an) dan juga dibuktikan dengan pengakuan dunia lewat buku dan sejarah tentang hebatnya Muhammad saw.
Orang barat, orang jepang, dan orang china (yang non Muslim) tidak punya Allah swt yang serba Maha, tidak punya orang yang super hebat ‘ Muhammad’…..tetapi mengapa meraka bisa semaju ini dan kita selalu keteteran dalam segala hal. Apa yang salah dalam diri kita ya…..mungkin beberapa hal tersebut misalnya :
Tuntunan agama (ibadah) masih seremonial belaka
Tuntunan hanya satu target yaitu akherat. Kadang kyai bilang ngakpapa rugi dunia asal tidak rugi akherat. Ini ada baiknya dan ada buruknya kadang kita ngak semangat hidup didunia kita hanya semangat ibadah ritual aja terus.
Pendalaman agama umunnya diutamakan pada saat ibadah tersebut berlangsung, bukan pada akibat yang terjadi setelah ibadah tersebut dilakukan. Tuntunan agama hanya ngeh saat pas dilaksanakan saja. Beberapa contoh misalnya :
- Bulan romadhon, setiap bulan romadon ini semua orang berlomba2 tuk beramal apapun yang baik2,,,sodaqoh lebih banyak, sholat sunah lebih banyak, banyak senyum dll. Mengapa semua yang baik2 harus menunggu saat romadhon…(lihat tulisan saya tentang lailatul qodar dan Ramadhan). Tetapi setelah romadon kembali seperti semula…..he,he..
- Bulan haji,,,,,,,(idem)…saat haji sip, setelah haji kembali seperti semula. Padahal haji mabrur adalah penilaan setelah dilakukan haji, bukan saat hajinya.
Pendidikan agama di sekolah kurang mengenai sasaran. Hanya melatih otak kiri saja (intelejent yaitu hapalan dan ilmu pasti) tanpa melatih otak kanan yaitu tentang kreatifitas, ide, aspek social dan motivasi. Termasuk ceramah2 agama belum kreatif dalam penyajian ataupun metodologinya sehingga cenderung membosankan bagi yang muda.
Semua kelompok mau menang sendiri, belum menciptakan musuh bersama. Orang islam kalau merasa dak ada musuh maka pasti akan perang sendiri. …dimanapun..memalukan. Misalnya saling merasa benar dalam menentukan awal Ramadahn atau idul fitri…..dan lain-lain
Tidak menghargai kemampuan orang lain. Ada kyai sok pinter tentang astronomi (bulan misalnya), ada ahli kimia sok kyai, ada dokter sok politik, dll…..emang sih ada dan boleh2 aja kyai yang ahli kimia or lainnya tapiitu dikitt….Tetapi yang sekarang terjadi buanyak orang merasa ahli di bidang apapun. Harusnya saling menghargai tiap keahlian,,,,bolehlah ahli apapun tetapi hargai dong orang lain (asal tidak kebangetan)
Beberapa hal diatas membuat saya berfikir, harusnya setiap kegiatan ibadah berikutnya ada “change” jadi bukan hanya just ibadah seharusnya setelah itu ‘change’. Mungkin kata kunci ini yang tidak dimiliki orang islam sehingga tidak maju2 duniawinya.

II. Apa itu Change
Selama ini tuntunan agama lebih menunjukkan seperti pelarian or seperti just kontemplasi or seperti just ketenangan hidup saja or just ketenangan batin saja or just unsur akherat or just aja. Hal tersebut memang ada benarnya dan boleh2 saja, tetapi sebagian umat kita hanya berhenti di situ saja. Jadi maaf ‘seperti dzikir’ hanya berhenti seperti ekstasi or ganja saja dalam arti lain tuk mencari pelarian dan ketenangan hidup sesaat, kemudian kembali lagi ke kehidupan semula (lihat tulisan saya tentang menghadirkan “mekah” di diri kita).
Al Qur’an tentunya diturunkan bukan hanya tuk akherat saja. Tentunya agar orang Islam baik kehidupan duniawinya dan akheratnya. Banyak ayat2 yang mengatakan akan merugi bagi orang2 yang berfikir apakah tentang gunung, laut, sungai, nyamuk, unta, semut, lebah dan lainnya. Tentunya hal tersebut amat mewakili semua yang harus dipahami dalam kehidupan duniawi.
Jadi dapat saya artikan orang Islam yang sukses ‘islamnya’ apabila sukses dunia dan akherat. Arti kesuksesan tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh umur, situasi kondisi dan kemampuan masing-masing. Arti kesuksesan tiap orang tidaklah sama maka tentunya penghargaan dari Allah juga tergantung masing2 bahkan bisa sama tuk orang yang berbeda hasilnya.
Tuntunan dari Rasulullah berisi berbagai macam yang intinya adalah ‘change’ (berubah) change disini dapat diartikan lebih luas lagi adalah :
perubahan menuju yang lebih baik
diakui manusia punya kekurangan
diakui manusia tempat salah dan lupa
diberi kesempatan tuk berubah
Tuntunan agama (ibadah) sebenarnya punya ‘change’ masing2 terhadap orang yang berbeda2 dalam strata, ekonomi atau social. Tetapi memiliki inti yang sama yaitu ‘change’….kalau belum change berarti tidak ada fungsi apa guna ibadah itu.

III. Bagaimana Seharusnya Pengaruh Ibadah itu
Ibadah mempunyai fungsi utama masing masing. Misalnya ibadah puasa agar orang juga mersakan kelaparannya orang2 miskin dan lain-lain. Tujuan utama ibadah tentunya adalah bertaqwa kepada Allah. Dan tentunya ada tujuan duniawinya yaitu “change” dalam hidup. Ibadah adalah sebagai pengingat tuk bertaqwa kepada Allah, dari segi waktu pengingat ada yang periode pendek ada pula yang sekali seumur hidup (yang wajib aja), misalnya :
Sekali seumur hidup : haji
Setahun sekali : puasa dan zakat
Seminggu sekali : sholat jumat
Sehari 5 kali : sholat wajib
Dari segi waktu tentunya manusia harusnya mengalami change setiap waktu tuk menjadi lebih baik, utamanya setelah melakukan ibadah tersebut.
Tujuan atau manfaat utama ibadah adalah bertaqwa kepada Allah, tujuan lainnya dalam hubungannya dengan “change” misalnya :
Ibadah sholat, dikatakan baik bila mampu mencegah nahi mungkar dan meningkatkan amal maqruf.
Ibadah puasa, tentunya tuk merasakan bagaimana orang miskin saat dak bisa makan sehingga kita bisa lebih banyak sedeqah
Zakat, tentunya tuk meningkatkan amal harta kita
Haji, tentu tuk merasakan perjuangan Nabi Ibrahim dalam meningkatkan ketaqwaannya.
Hal ini menunjukkan alangkah hebatnya Islam itu, amat sangat detail termuat segala aturan hidup di dunia, dari bagaimana hubungan dengan Allah, dengan manusia (muamalah) dan hubungan dengan alam (lihat tulisan saya tentang alam). Tentunya kelengkapan hal aturan tersebut akan membuat manusia menjadi lebih baik di akherat dan dunia.
Bagaimana seharusnya pengaruh ibadah. Pengaruh ibadah sebenarnya ada dua hal yaitu yang tidak terukur dan yang terukur. Pengaruh ibadah :
1. Yang tidak terukur, adalah meningkatnya keiklasan dan pahala. Hal tersebut tidak dibahas di sini karena keiklasan urusan hati masing-masing orang dan pahala adalah urusan Allah. Kita pasrah aja
2. Yang terukur aja yang dibahas disini. Change itu dilihat dari profesinya masing-masing misalnya :
- kalau pelajar, setelah ibadah harusnya menjadi lebih giat belajar,,,,,,dan trus + pinter dst
- kalau pegawai menjadi semakin rajin bekerja
- kalau orang kaya menjadi + zakat dan sodaqohnya or membuka lapangan kerja
- kalau orang nganngur menjadi + rajin cari kerja or hilang malas bekerja
- kalau suami/istri menjadi semakin setia
- kalau anak menjadi semakin sholeh
- kalau orang tua menjadi semakin baik mendidik anaknya dan lain-lain
3. Perubahan tersebut bukan hanya terjadi saat ibadah berlangsung tetapi lebih utama adalah setelah ibadah tersebut terjadi, misalnya
- saat sebelum ramadhan, infaq biasanya 5000 rup
- saat pas ramadhan, infaq menjadi 10000 rup
- saat setelah ramadhan dan seterusnya, infaq seharusnya minimal 10000 rup, itulah yang disebut hal kecil dari change. Dan lain-lain
- ntar ramadhan tahun berikutnya meningkat lagi……dst
4. Maka apabila setiap orang mengalami perubahan kecil dalam hidupnya setiap saat, maka bangsa ini (orang Islam) pasti akan bertambah baik terus dan tambah maju bangsa ini. Makanya harusnya selain haji mabrur, ada puasa mabrur,,ada sholat mabrur,,ada zakat mabrur, ada muamalah mabrur, ada cinta lingkungan mabrur dan lain-lain.


IV. Bagaimana Mengelola Ibadah Agar Menjadi “Change” / Kesimpulan
Pengelolan ibadah menjadi change tentunya dimulai dari diri sendiri kemudian keluarga, setelah itu ke masyarakat. Beberapa langkah misalnya :
Kata AA Gym : mulailah dari diri sendiri, mulailah hal2 kecil, dan mulailah sekarang juga. Misalnya +sholat berjamaah di masjid (he,,,he,,malu aku, belum sembodo), shodaqoh yang meningkat, +senyum, +pinter/rajin, +disiplin bekerja, + menepati janji, buang sampah pada tempatnya, +hargai alam dan lain-lain
Budayakan hal-hal baik di keluarga masing-masing
Kelompok (Takmir, organisasi keislaman, kantor, sekolah, pabrik, bahkan pemerintah) perlu melakukan kegiatan yang terencana or terstruktur or terkurikulum yang jelas, dan ada target. (lihat missal tulisan saya tentang jum’atan)

V. Penutup
Tentunya tulisan diatas adalah versi saya sendiri, kalau berbeda pendapat adalah sah-sah saja. Mungkin ada kalimat yang kurang berkenan dan tidak tepat, itu dari saya pribadi dan saya mohon maaf sebesar-besarnya sekali lagi atas tulisan saya ini. Saya sangat berharap tentang kemajuan ‘umat Islam’ dimanapun berada.

Wassalamu’alaikum warahmatulaahi wabarakaatuh

Bersambung suatu saat,

Hormat kami,
Burhan Barid,
kampungku tegalasri kab karanganyar